Saturday, November 19, 2016

Pulau Seribu


Mau liburan ke pulau dengan waktu terbatas? Bagi warga Jakarta, Kepulauan Seribu pasti jadi pilihan utama. Yang menjadi pertimbangan utama kalau berlibur ke pulau sama bayi pastinya fasilitas di pulau dan mabuk laut atau nggak di perjalanan. So read along and you're about to know more.

Ada banyak sekali pulau di gugusan kepulauan seribu, mulai dari pulau berpenghuni, tidak berpenghuni sama sekali, sampai pulau yang hanya "dihuni" resort tertentu. Awalnya, kami merencanakan pergi ke Pulau Pari, salah satu pulau berpenghuni penduduk lokal. Rata-rata pulau berpenghuni di kepulauan seribu tidak ada resort, yang ada hanya homestay berupa rumah penduduk. Pulau Pari pun demikian, akomodasi di Pulau Pari adalah rumah penduduk yang didagangkan menjadi homestay. Berkali-kali kami berpikir keras apakah Pulau Pari cocok untuk Kira karena terkesan sangat "backpacking", tapi kemudian kami memutuskan untuk berangkat dengan pertimbangan "anak-anak lokal saja survive, kita pasti juga survive". Mungkin nekat is our family name. Berbagai peralatan tempur sudah kami siapkan menimbang kami tidak akan menginap di hotel dengan segala fasilitasnya.

Berangkat ke pelabuhan Marina, Ancol berbekal nomor telepon pemilik speedboat dari teman, kami masih sedikit khawatir mengenai fasilitas di Pulau Pari untuk Kira. Setelah menelepon pemilik kapal, kami diminta untuk menunggu di ruang tunggu di Marina. Di dalam ruang tunggu, ada beberapa tour agent yang menawarkan paket wisata ke resort pulau seribu. Kami iseng nanya-nanya tanpa ekspektasi apapun, sekedar bertanya mungkin untuk liburan selanjutnya. Ternyata untuk paket tour ke pulau dengan fasilitas resort, rata-rata harus booking beberapa hari sebelum keberangkatan. Sedangkan kami, seperti biasa baru memutuskan untuk berangkat H-1 :D Namun kami ditawarkan resort yang bisa berangkat langsung saat itu juga, yaitu Pulau Putri dan Pulau Sepa. Keduanya sama-sama resort di private island dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pulau Putri memiliki fasilitas yang sangat lengkap. One stop holiday mungkin ya. Mulai dari speedboat Marina - Pulau Putri - Marina, penginapan, makan 3x sehari, ada underwater tunnel aquarium, glass-bottom boat, dan sunset cruise semuanya sudah include di paket. Ditambah di pulau ini baru diresmikan semacam waterboom kecil-kecilan berupa perosotan tinggi yang langsung sampai ke laut. Kami sangat tertarik dengan paket ini. Namun, kekurangannya, pantai di Pulau Putri bisa dibilang sangat kecil, hanya ada beberapa meter pasir, selebihnya air laut berhadapan dengan dermaga.

Sedangkan di Pulau Sepa, garis pantainya jauh lebih luas. Kami cukup tergiur dengan pantai yang ditawarkan Pulau Sepa. Namun, fasilitas di Pulau Sepa tidak sekomplit Pulau Putri. Dengan harga paket yang hampir sama, Pulau Sepa hanya menyediakan speedboat Marina - Pulau Sepa - Marina penginapan dan makan 3x sehari. Mungkin bisa dibilang Pulau Sepa menawarkan alam yang lebih indah, sedangkan karena pantai di Pulau Putri terbatas, jadi mereka "menebus"nya dengan memberikan fasilitas tambahan lain.

Kami berpikir beberapa saat apakah lebih baik kami melepas Pulau Pari dan menggantinya dengan paket pulau dengan resort ini. Dengan pertimbangan membawa Kira, kami akhirnya memutuskan untuk membeli paket tur dengan resort keeee Pulau Putri. Kami lebih memilih Pulau Putri dibandingkan Pulau Sepa karena fasilitasnya yang lebih lengkap. Walaupun kami merasa cukup berat hati karena pantainya sangat kecil, tapi toh tetap ada pantainya walaupun kecil. Kira tetap bisa main pasir dan celup-celup kaki ke air laut.

Off to the island

Speedboat yang disediakan Pulau Putri untuk perjalanan dari Marina ke Pulau Putri cukup besar. Kapasitasnya mencapai 80 penumpang. Awak kapalnya cukup profesional dan kami diberikan air mineral kemasan botol di dalam kapal. Untuk urusan mabuk laut, so far saya beberapa kali naik speedboat dengan Kira dan beberapa kali dengan keponakan yang berusia di bawah satu tahun alhamdulillah selalu aman. Malah lebih sering mereka ketiduran, ayah-ibunya yang mabuk. Lihat saja foto di atas, Kira seolah bilang "all good, people!". Tidak lama setelah pengambilan foto ini, Kira pun tertidur pulas (berikut ayah-ibunya). Waktu perjalanan dari Marina ke Pulau Putri kurang lebih 30 sampai 45 menit dan Kira tertidur lebih dari 3/4nya.

Begitu sampai di Pulau Putri, kami disambut suasana resort 90-an dengan pegawai yang ramah. Kenapa saya bilang suasana 90-an? karena design resortnya sangat 90-an, seperti dalam film Dorce atau Doyok-Kadir (pardon my movie taste). TV di kamar masih berupa TV tabung yang mengeluarkan bunyi khas saat dinyalakan dan dimatikan, di dipan kasur ada patung putri duyung kecil di tiangnya, dan banyak lagi hiasan yang sangat 90s. Tapi overall, fasilitas disini cukup lengkap serupa hotel dan pegawainya sangat ramah. Kira suka sekali main dan digodain sama resepsionis dan pegawai lain. Makanan yang disediakan juga cukup beragam dan enak-enak. Walaupun di pulau, kami tidak terus menerus disuguhkan seafood. Beberapa kali kami menemukan menu ayam bahkan kambing saat waktu makan.

Untuk pantainya, ternyata memang sangat mini. Cukup berjalan sekitar 10 sampai 15 langkah untuk sampai ke ujung pantai dari ujung lainnya. Pasirnya juga agak kasar, jadi kurang aman melepas bayi duduk atau merangkak di atas pasir. Kira akhirnya main air sambil digendong dan duduk di pangkuan. Tapi untuk orang dewasa, disediakan alat snorkeling untuk disewa dan pemandangan snorkelingnya (menurut tamu lain yang snorkeling) cukup indah. Ayahnya Kira sudah sempat tergiur mau snorkeling tapi akhirnya lebih memilih untuk leyeh-leyeh bertiga daripada snorkeling sendirian.

Sunset cruise

Fasilitas penebus pantai mini yang kami coba pertama adalah sunset cruise. Sekitar jam 16.30 WIB, kami diajak berjalan-jalan dengan speedboat (yang lebih kecil dibandingkan yang memboyong kami dari Marina) ke spot sunset terbaik di dekat pulau. Kapal ini dilengkapi deck untuk menikmati sunset. Selama kurang lebih 45 menit kami berkeliling kepulauan seribu untuk menikmati sunset. Luckily, cuaca cukup bersahabat sehingga kami mendapat view sunset yang bagus.

kapal yang digunakan untuk sunset cruise





Tunnel Aquarium

Tunnel aquarium di Pulau Putri terletak tidak jauh dari dermaga dan bisa digunakan kapan saja oleh pengunjung. Tunnel aquariumnya terletak beberapa meter di bawah permukaan laut. Di dalam tunnel aquarium, kita bisa melihat biota laut dengan cukup jelas. Rasanya seperti diving tapi kering. Kurang greget memang, tapi alternatif yang sangat tepat bagi orang tua yang merindukan pemandangan bawah laut namun belum punya kesempatan lepas dari si bayi untuk diving. Tunnel aquarium di pulau ini ukurannya tidak terlalu besar, tidak seperti Sea World Ancol dan suasana di dalam aquarium juga sedikit pengap karena tidak ada pendingin ruangan. Akses udara yang keluar dan masuk ke aquarium berasal dari pintu aquarium yang selalu terbuka. Karena pengap dan ukuran aquarium yang tidak besar, hanya butuh waktu sebentar untuk menikmati aquarium ini. Tapi lumayan lah jadi alternatif snorkeling/diving sambil bawa bayi.
Photo source: google

Glass-bottom boat
Berbeda dengan aquarium, glass-bottom boat menawarkan cara menikmati pemandangan bawah laut yang cukup menarik. Jadi, kita menaiki sebuah kapal yang dasarnya berbahan kaca bening sehingga bisa melihat pemandangan di dalam laut. Kalau di tunnel aquarium pemandangannya itu-itu saja karena aquarium tidak bergerak kemana-mana, kalau naik glass-bottom boat makin berasa "snorkeling/diving-kering" karena kita diajak berkeliling ke beberapa spot berbeda yang terdapat terumbu karang dan ikan-ikan. Jadi makin terasa diving kan? Sama dengan tunnel aquarium, glass-bottom boat juga dapat digunakan kapan saja oleh pengunjung, asalkan ada petugasnya. Dan tentunya penggunaannya dari pagi sampai sore ya, kalau malam mau liat apa? Kita juga bisa menggunakan boat ini berkali-kali kalau mau.

Overall
Overall, untuk keluarga kecil yang merindukan pantai/laut di dekat kota Jakarta, pulau ini saya rasa sangat cocok untuk dijadikan tempat liburan singkat. Fasilitas yang ditawarkan sangat lengkap dan bisa dibilang menyuguhkan pengalaman berbeda dengan liburan ke laut pada umumnya. Jika biasanya liburan ke laut identik dengan berenang, main pasir dan bermain water sport, liburan ke pulau putri menawarkan hal yang jarang ditawarkan di tempat lain. Mengajak anak yang lebih besar seperti usia TK atau SD juga pasti akan menyenangkan, karena sambil melihat pemandangan laut melalui tunnel aquarium atau glass-bottom boat, bisa sambil berbincang dengan orang tua sehingga anak bisa belajar banyak hal. Jarang-jarang juga kan anak-anak bisa naik boat yang bawahnya "transparan"? Mereka pasti excited.

That's all we got this time. Semoga senang membacanya dan bermanfaat ya!
XOXO,
Kira

No comments

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular

LATEST POSTS

© WANDER WITH KIRA
Maira Gall